Manusia sebagai makhluk sosial, di manapun tempat tinggal dan hidupnya akan selalu membina hubungan sosial dengan orang lain. Dengan kata lain manusia akan membentuk jaringan sosial dan kita sebagai manusia pun akan menjadi bagian dari jaringan sosial tersebut. Pada sisi lain secara bersamaan tanpa disadari, dalam jaringan sosial tersebut terbentuk aturan-norma-hukum yang selanjutnya mempengaruhi, membentuk dan membatasi tindakan, sikap, atau pun perilaku kita. Melalui kacamata atau ‘berpikir jaringan’ segala aturan-norma-hukum apa pun itu akan selalu berproses dan terbentuk melalui interaksi dan hubungan sosial antar manusia. Singkatnya, reproduksi dan rekonstruksi sosial terjadi dan mengalir melalui hubungan-hubungan sosial.
Buku ini menekankan pentingnya berpikir jaringan, agar jaringan sosial tak merugikan hidup kita, tapi sebaliknya. Apalagi di era digital saat ini, dengan sifat ‘kesegeraan’ dan ‘keserempakan’-nya membuat suatu peristiwa di belahan bumi mana pun bisa kita saksikan dalam waktu bersamaan. Kita berinteraksi atau berkomunikasi dengan siapapun dalam hitungan detik. Ruang-jarak fisik dan sosial, dan waktu termampatkan sedemikian rupa. Ruang dan waktu tak lagi menjadi kendala (bukan berarti hilang). Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian dahsyat, fenomena jaringan ini menjadi semakin nyata dalam kehidupan kita.